Dalam
mendesain sebuah jaringan komputer yang terhubung ke internet, kita perlu
menentukan IP address untuk tiap komputer dalam jaringan
tersebut. Penentuan IP address ini termasuk bagian terpenting dalam pengambilan
keputusan desain. Hal ini disebabkan oleh IP address (yang terdiri atas
bilangan 32-bit ini) akan ditempatkan dalam header setiap paket data yang
dikirim oleh komputer ke komputer lain,serta akan digunakan untuk menentukan
rute yang harus dilalui oleh oleh paket data. Disamping itu sebuah sistem
komunikasi dikatakan mendukung layanan komunikasi universal jika setiap
komputer dapat berkomunikasi dengan setiap komputer yang lain. Untuk membuat sistem
komunikasi kita universal, kita menerapkan metode pengalamatan komputer yang
telah diterima diseluruh dunia.
Dengan
menetukan IP address, kita melakukan pemberian identitas yang universal bagi
setiap interface komputer. Setiap komputer yang tersambung ke internet
setidaknya harus memiliki sebuah IP address pada setiap interfacenya, misal ada
sebuah card Ethernet dan sebuah interface serial.. Maka kita harus memberi dua
IP address kepda komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.
Jadi, sebuah IP address sesungguhnya tidak merujuk ke sebuah komputer, tetapi
ke sebuah interface.
Konsep
dasar pengalamatan di internet ialah awalan (prefix) pada IP address dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan ke[pusan dalam pemilihan rute paket data ke
alamat tujuan. Misalnya, 16 bit pertama menandakan jaringan PT Jaya, 20 bit
pertama menandakan jaringan pada kantor Administrasi perusahaan yang sama, 26
bit pertama menandakan segmen jaringan Ethernet pada kantor tersebut, dan
keseluruhan 32 bit menandakan interface komputer tertentu pada jaringan
Ethernet tersebut.
Dengan
demikian, kesalahan dalam mendesain dapat menyebabkan sebuah komputer
dapat dicapai oleh sebuah IP address, tetapi tidak dapat dicapai oleh IP
address yang lain. Jalan keluar yang paling sederhana adalah dengan memilih
interface yang paling bagus dan mengumumkan IP addressnya sebagai IP address
primer komputer tersebut.
Format IP address
Bentuk biner
IP
address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah
berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet.
Bentuk IP address adalah sebagai berikut.
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Setiap
simbol “x” dapat digantikan oleh angka 0 dan I, misalnya sebagai berikut :
10000100.1011100.1111001.00000001
Bentuk dotted decinal
Notasi
IP address dengan bilangan biner seperti diatas tidaklah mudah dibaca. Untuk
membuatnya lebih mudah dibaca dan ditulis, IP address sering ditulis sebagai 4
bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik. Format
penulisan seperti ini disebut “ dotted-decimal notation” (notasi desimal
bertitik). Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet
(delapan bit) IP address. Gambar berikut memperlihatkan bagaimana sebuah
IP address yang ditulis dengan notasi dotted-decimal:
Kelas IP address dan Artinya
`
Jika
dilihat dari bentuknya, IP address terdiri atas 4 buah bilangan biner 8 bit.
Nilai terbesar dari bilangan biner 8 bit ialah 255 (=27+26+25+24+23+22+2+1).
Karena IP address terdiri atas 4 buah bilangan 8 bit, maka jumlah Ip addresss
yang tersedia ialah 255x255x255x255. IP address sebanyak ini harus dibagi
bagikan ke seluruh pengguna jaringan inmternet di seluruh dunia. Untuk
mempermudah prtoses pembagiannya, IP address dikelompokkan dalam kelas-kelas.
Dasar pertimbangan pembagian IP address ke dalam kelas-kelas adalah untuk
memudahkan pendistribusian pendaftaran IP address. Dengan memberikan sebuah
ruang nomor jaringan (beberapa blok IP address) kepada ISP (Internet service
Provider) di suatu area diasumsikan penanganan komunitas lokal tersebut akan
lebih baik, dibandingkan dengan jika setiap pemakai individual harus meminta IP
address ke otoritas pusat, yaitu Internet Assigned Numbers Authority (IANA).
IP
address ini dikelompokkan dalam lima kelas: KelasA, KelasB, KelasC, KelasD, dan
kelasE. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP
Kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jaringan ini memiliki anggota yang
besar. KelasC dipakai oleh banyak jaringan, namun anggota masing-masing
jaringan sedikit. Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan
dalam penggunaan normal. Kelas D diperuntukkan bagi jaringan musticast, dan
kelas E untuk keperluan eksperimental.
Network
ID dan host ID
Pembagian
kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal: network ID dan host ID dari
suatu IP address.
Setap IP
address selalu merupakan sebuah pasangan dari network-ID (identitas jaringan)
dan host-ID (identitas host dalam jaringan tersebut). Network-ID ialah bagian
dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan jaringan tempat komputer ini
berada. Sedangkan host-ID ialah bagian dari IP address yang digunakan untuk
menunjukkan workstation, server, router, dan semua host TCP/IP lainnya dalam
jaringan tersebut. Dalam satu jaringan, host-ID ini harus unik(tidak boleh ada
yang sama).
Sedangkan
dari sisi praktisnya, setiap IP address harus memiliki salah satu bentuk dari
ketiga bentuk pertama pada Gambar :
Kelas A
Karakteristik:
Format
: 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit
pertama : 0
Panjang
NetID : 8 bit
Panjang
HostID : 24 bit
Byte
Pertama : 0- 127
Jumlah
: 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP
: 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah
IP :
16.777.214 IP address pada tiap kelas A
IP
address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar.
Bit pertama dari IP address kelas A selalu di set 0 (nol) sehingga byte
terdepan dari IP address kelas A selalu bernilai antara angka 0 sampai 127.
Pada IP
address kelas A, network ID ialah delapan bit pertama, sedangkan host ID ialah
24 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address kelas A, misalnya
113.46.5.6 ialah:
Network
ID = 113 Host ID = 46.5.6
Sehingga
IP address di atas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113.
Dengan
panjang host ID yang 24 bit, network dengan IP address kelas A ini dapat
menampung sekitar 16 juta host.
Kelas B
Karakteristik:
Format
: 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
2 bit
pertama : 10
Panjang
NetID : 16 bit
Panjang
HostID : 16 bit
Byte
pertama : 128- 191
Jumlah
: 16.384 Kelas B
Range
IP
: 128.0.xxx.xxx. sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah
IP :
65.532 IP address pada tiap kelas B
IP
address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan
besar. Dua bit pertama dari IP address kelas B selalu di set 10 ( satu nol)
sehingga byte terdepan dari IP address kelas B selalu bernilai antara 128 hingga
191.
Pada IP
address kelas B, network ID ialah enam belas bit pertama, sedangkan host ID
ialah 16 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address A, misalnya
132.92.121.1 ialah:
Network
ID = 132.92 Host ID = 121.1
Sehingga
IP address di atas berarti host nomor 121.1 pada network nomor 132.92
Dengan
panjang host ID yang 16 bit, network dengan IP address kelas B ini dapat
menampung sekitar 65000 host.
Kelas C
Karakteristik:
Format
: 110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
3 bit pertama
: 110
Panjang
NetID : 24 bit
Panjang
HostID : 8 bit
Byte
pertama : 192-223
Kelas
: 2.097.152 Kelas C
Ruang
IP
: 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah
IP :
254 IP address pada tiap Kelas C
IP
address kelas C awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil (misalnya
LAN). Tiga bit pertama dari IP address kelas C selalu berisi 111. Bersama 21
bit berikutnya, angka ini membentuk network ID 24 bit. Host-ID ialah 8 bit
terakhir. Dengan konfigurasi ini, bisa dibentuk sekitar dua juta network dengan
masing-masing network memiliki 256 IP address.
Kelas D
Karakteristik:
Format
: 1110mmmm mmmmmmmm mmmmmmmm mmmmmmmm
4 bit
pertama : 1110
Bit
multicast : 28 bit
Byte
insial :
224-247
Deskripsi
: kelas D adalah ruang alamat multicast (RFC 1112)
IP
address kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting. 4 bit pertama IP
address kelas D di set 1110. Bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan
multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak
dikenal network bit dan host bit.
Kelas E
Karakteristik:
Format
: 1111rrrr rrrrrrrr rrrrrrrr rrrrrrrr
4 bit
pertama : 1111
Bit
cadangan : 28 bit
Byte
inisial : 248-255
Deskripsi
: kelas E adalah ruang alamat yang di cadangkan untuk keperluan eksperimental
IP
address kelas E tidak digunakan untuk umum. 4 bit pertama IP address ini de set
1111.
Selain
network ID, istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address
yang menunjukkan jaringan ialah Network Prifix. Biasanya dalam menuliskan
network prefix suatu kelas IP address digunakan tanda garis miring
(slash) “I” yang diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang network prefix
dalam bit.
Misalnya,
ketika menuliskan network Kelas A denganalokasi IP 12.xxx.xxx.xxx,
network prefixnya dituliskan sebagai: 12/8. Angka delapan menunjukkan jumlah
bit yang digunakan oleh network prefix.
Untuk
menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx, digunakan: 167.205/16. Angka 16
merupakan panjang bit untuk network prefix pada IP address kelas B.
Pengalokasian IP Address
Pengalokasian
IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat
untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari
tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address seefisien mungkin.
Aturan dasar pemilihan network ID dan host ID
Terdapat
beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak
digunakan. Aturan tersebut ialah :
Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network
ID 127 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan untuk keperluan
loopback. Loopback ialah IP address yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya
sendiri.
Network
ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit di set 1)
Seluruh
bit dari network ID dan host ID tidak boleh semunya di set 1. Jika hal ini
dilakukan, network ID atau host ID tersebut akan diartikan sebagai alamat
broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota
jaringan. Pengiriman paket ke alamat broadcast akan menyebabkan paket ini
didengarkan oleh seluruh anggotanetwork tersebut.
Network
ID dan host ID tidak boleh 0 (nol)
Network
ID dan host ID tidak boleh semua bitnya 0 (nol). IP address dengan host ID 0
diartikan sebagai alamat network. Alamat network ialah alamat yang digunakan
untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukkan suatu host.
Host ID harus unik dalam satu network
Dalam
satu network, tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
Contoh 1
: Pengalokasian IP Address
Asumsikan
kita diberi hak mengelola 3 IP address kelas C 202.46.1.xxx, 202.46.2.xxx dan
202.46.3.xxx. Sedangkan jaringan yang kita miliki ialah sebagai berikut:
Menentukan network ID
Network
ID digunakan untuk menunjukkan host TCP/IP yang terletak pada network yang
sama. Semua host pada satu jaringan harus memiliki network ID yang sama. Jika
antara network dihubungkan oleh roter, network ID tambahan dibutuhkan untuk
hubungan antar router tersebut.
Pada
gambar , terdapat tiga jaringan, yaitu jaringan A,B dan C. Jarinagan C
merupakan penghubung antar jaringan A dan B. Masing- masing jaringan ini diberi
network ID 202.46.1.xxx, 202.46.2.xxx, dan 202.46.3.xxx
Menetukan host ID
Host ID
digunakan untuk mengidentifikasi suatu host dalam jaringan. Setiap interface
harus memiliki host ID yang unik.
Untuk
masing-masing kelas IP address, didefinisikan host ID sebagai berikut
Daftar
host ID
Kelas
IP Address
|
Awal
|
Akhir
|
A
|
xxx.0.0.1
|
xxx.255.255.254
|
B
|
xxx.xxx.0.1
|
xxx.xxx.255.254
|
C
|
xxx.xxx.xxx.1
|
xxx.xxx.xxx.254
|
Tabel di
atas menunjukkan host ID awal untuk IP address kelas A adalah 0.0.1 dan
bukan 0.0.0. Host ID 0.0.0 ini digunakan untuk keperluan alamat network.
Sebagai contoh, IP address 12.0.0.0 tidaklah menunjukkan host 0.0.0 pada
jaringan 12, namun menunjukkan network 12/8 itu sendiri. Dengan kata lain, IP
12.0.0.0 digunakan sebagai alamat network.
Pada
tabel diatas juga ditunjukkan bahwa host ID terakhir pada suatu network kelas C
ialah 254. Host ID 255 digunakan sebagai alamat broadcast. Jika suatu paket IP
dikirimkan ke alamat ini, seluruh host dalam satu jaringan akan mendengarkan
paket tersebut.
Berdasarkan
daftar diatas pula, untuk kelas C, host ID yang boleh dialokasikan adalah 1
hingga 254. Oleh karenanya masing-masing anggota jaringan kelas C pada gambar
diatas diharuskan memilih salah satu dari 254 host ID di atas. Hasilnya
terlihat pada gambar berikut.
Subnetting
Setiap
organisasi yang terhubung ke Internet memperoleh sebuah network ID dari
internic (http://www.internic.net).
Network ID ini memiliki ukuran bermacam-macam, mulai dari kelas A, B, hingga
kelas C.
Network
ID dengan dengan ukuran tertentu ini jarang sekali langsung digunakan
untuk membentuk satu jaringan. Biasanya sebuah organisasi memiliki lebih dari
satu jaringan/LAN, yang masing-masing jumlah hostnya tidak sebesar jumlah
maksimal host yang disediakan oleh satu kelas IP address.
Ada
beberapa alasan yang menyebabkan sebuah organisasi memerlukan lebih dari satu
LAN agar dapat mencakup seluruh organisasi, yaitu:
Teknologi
yang berbeda: khususnya dalam sebuah lingkungan riset, yang tewrdapat beberapa
LAN karena terdapat peralatan yang harus didukung oleh Ethernet, dan yang lain
oleh jaringan token-ring.
Keterbatasan
teknologi: sebagian besar teknologi LAN memiliki batas kemampuan berdasarkan
pada parameter elektrikal, jumlah host yang terhubung, dan panjang total dari
kabel. Batas ini paling sering dicapai oleh faktor panjang kabel.
Kongesti
pada jarinagn : Sebuah LAN dengan 254 Host misalnya akan memiliki performasi
yang kurang baik, dibandingkan dengan LAN berukuran kecil, jika teknologi yang
digunakan ialah ethernet. Sekian banyak host yang menggunakan satu media
bersama-sama untuk berbicara satu dengan lainnya akan membuat kesempatan akses
masing-masing host terhadap jaringan menjadi kecil. Selain itu dalam sebuah LAN
mungkin terdapat beberapa host yang memonopoli penggunaan bandwidth. Jalan keluar
yang paling umum adalah memisahkannya kedalam sebuah kelompok kecil dan
menempatkannya pada kabel yang terpisah.
Hubungan
point-to-point: karena jauhnya dua dua lokasi sebuah kampus, maka diperlukan
teknologi LAN tertentu yang dapat mencakup “lokal area” ini. Biasanya
digunakanlah hubungan point-to-point berkecepatan tinggi untuk menghubungkan
beberapa LAN tersebut.
Karena
alasan alasan di atas, network ID yang dimiliki oleh suatu organisasi dipecah
lagi menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih
kecil. Teknik ini dinamakan subnetting dan jaringannya dinamakan subnet
(subnetwork)
Subnetmask
Subnetmask
ialah angka biner 32 bit yang digunakan untuk:
- Membedakan network ID dan host ID
- Menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Tabel
subnet mask untuk tiap kelas IP address
Kelas
A 11111111 . 00000000 . 00000000 .
00000000
255.0.0.0
Kelas
B 11111111 . 11111111 . 00000000 .
00000000
255.255.0.0
Kelas
C 11111111 . 11111111 . 11111111 .
00000000
255.255.255.0
|
Pada
subnet mask, seluruh bit yang berhubungan dengan network ID di set 1. Sedangkan
bit yang berhubungan dengan host-ID di set 0. IP address kelas A misalnya,
secara default memiliki subnet mask 255.0.0.0 yang menunjukkan batas antara
network-ID dan host-ID IP address kelas A
Subnet
mask juga digunakan untuk menentukan letak suatu host, apakah di jarinagan
lokal, atau di jaringan luar. Hal ini diperlukan untuk operasi pengiriman paket
IP. Dengan melakukan opearasi AND antara subnet mask dengan IP address asal dan
IP address tujuan, serta membandingkan hasilnya, dapat diketahuai arah tujuan
paket IP tersebut. Jika kedua hasil operasi tersebut sama, maka host tujuan
terletak di jaringan lokal, dan paket IP dikirim langsung ke host tujuan. Jika
hasilnya berbeda, host tujuan terletak di luar jaringan lokal, sehingga
paketpun dikirim ke default router.
Dalam
subnetting, proses yang dilakukan ialah memakai sebagian bit host ID
untuk membentuk subnet-ID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan untuk
host-ID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnet-ID, jumlah subnet yang
dapat dibentuk semakin banyak, namun jumlah dalam tiap subnet menjadi semakin
sedikit. Hal ini ditunjukkan pada gambar berikut
Network-ID
|
Host-ID
|
|
Network-ID
|
Subnet-ID
|
Host-ID
|
Extended.
Network. prefix
Gambar
Subnet-ID
Dengan
adanya subnet-ID ini, network prefix tidak lagi sama dengan network ID.Net
prefix yang baru ialah network ID ditambah subnet-ID. Untuk membedakannya
dengan network prefix lama, digunakan istilah extended network prefix.
Sebagai
contoh, IP address kelas B 132.92.121.1 secara default memiliki subnet mask
255.255.0.0. Dengan subnet mask ini, IP address di atas berarti host nomor
121.1 pada network 132.92/16.
Jika
alokasi kelas B 132.92.xxx.xxx ini ingin dibagi-bagi untuk digunakan pada
jaringan jaringan kecil, subnet mask yang digunakan harus diubah.
Misalnya
kita ingin membagi alokasi kelas B di atas menjadi jaringan kecil kelas C (254
host ID). Cara menentukan subnet masknya ialah
- Mengubah jumlah network yang dibutuhkan menjadi bilangan biner. Satu network kelas B dapat diubah menjadi 255 network kelas c. Angka 255 jika direpresentasikan dalam biner ialah 11111111.
- Menghitung jumlah bit yang dibutuhkan untuk merepresentasikan angka tersebut. Untuk merepresentasikan angka 255 dalam biner dibutuhkan 8 bit. Bit sebanyak inilah yang dibutuhkan oleh subnet-ID. Jumlah bit host ID sekarang ialah jumlah bit host ID yang lama dikurangi bit yang diperlukan untuk subnet-ID. Jika dulunya IP kelas B memakai 16 bit untuk host-ID, sekarang hanya tersisa 8 bit saja.
- Mengisi subnet-ID ini dengan bit 1. Sehinggga subnet mask yang baru yaitu:
11111111
. 11111111 . 11111111 . 00000000
132.92.121.1
|
10000100
|
01011100
|
01111001
|
00000011
|
|
255.255.255.0
|
10000100
|
11111111
|
11111111
|
00000000
|
AND
132.92.121.0
|
10000100
|
01011100
|
01111001
|
00000000
|
|
Net ID
|
Subnet
ID
|
Host
ID
|
Dengan
adanya subnet mask baru ini, IP address 132.92.121.1 dibaca sebagai
Network
ID
= 132.92.121
Host
ID
= 1
Dengan
kata lain, 132.92.121.1 ialah host nomor 1, pada jaringan 132.92.121/24.
Berkat
subnet mask baru ini pula, satu jaringan kelas B ini akhirnya menjadi 256
jaringan baru: 132.92.0.xxx, 132.92.1.xxx, 132.92.2.xxx, hingga 132.92.255.xxx
(biasa dituliskan sebagai 132.92.0/16, 132.92.1/16, 132.92.2/16 dan
seterusnya).
Dengan
teknik diatas, Anda mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak
network yang berukuran sama.
Untuk
memperjelas hal diatas, berikut ini diberikan beberapa contoh IP address
beserta subnet mask dan artinya.
Beberapa
contoh subnet mask dan artinya
IP
|
Subnet
Mask
|
Network
|
Broadcast
|
Interpretasi
|
Address
|
Address
|
Address
|
||
44.132.1.20
|
255.255.0.0
|
44.132.0.0
|
44.132.255.255
|
Host
1.20 pada
|
16 bit
|
(kelas
A)
|
Subnet
|
||
44.132.1.0
|
||||
44.132.1.20
|
255.255.255.0
|
44.132.1.0
|
44.132.1.255
|
Host
20 pada
|
(24
bit)
|
(kelas
A)
|
Subnet
|
||
44.132.1.0
|
||||
Host 3
pada
|
||||
81.150.2.3
|
255.255.255.0
|
81.150.2.0
|
81.50.2.255
|
Subnet
|
(24
bit)
|
(kelas
A)
|
81.150.2.0
|
||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar